
Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang menggelar acara buka bersama civitas akademika pada Kamis (20/3) di Aula KH. Moh Said UNIRA Malang. Acara ini menjadi momentum penting dalam mempererat kebersamaan antara dosen, staf, dan pimpinan universitas dalam suasana yang penuh kehangatan dan nilai spiritual.
Kegiatan diawali dengan pembacaan Iqda, dilanjutkan dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an serta Sholawat Busyro, yang semakin menambah nuansa religius dalam acara tersebut.
Rektor UNIRA Malang, H. Imron Rosyadi Hamid, S.E., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan refleksi mengenai perjalanan UNIRA sejak awal transformasinya pada tahun 1988. Ia juga memperkenalkan para dekan dari berbagai fakultas yang turut serta membangun universitas. Selain itu, Rektor menyambut kehadiran para dosen dan staf serta mengajak mereka untuk menikmati kebersamaan dalam acara buka puasa ini.
Ketua Yayasan UNIRA Malang, Dr. KH. Romadhon Chotib, M.H., dalam sambutannya menekankan pentingnya memiliki visi bersama dalam membangun UNIRA. Ia menggarisbawahi bahwa keberlanjutan universitas tidak hanya bergantung pada kerja keras, tetapi juga pada doa dan perjuangan bersama.
“Yang menilai baik atau buruknya kita bukan orang lain, tetapi Allah SWT. Semoga ilmu para kiai terus mengalir dan doa mereka selalu menyertai mahasiswa. Minimal, bacalah Al-Fatihah satu kali untuk mendoakan para guru kita,” pesannya.
Ia juga menyoroti pentingnya tradisi membaca Al-Fatihah sebelum mengajar dan belajar sebagai bentuk niat baik dalam menuntut ilmu.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan Mau’idoh Hasanah dan doa yang dipimpin oleh KH. Zainul Arifin, M.Pd., pengasuh Pondok Pesantren Syarif Hidayatullah. Dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya kemajuan baik secara fisik maupun spiritual serta mengisahkan inspirasi dari para ulama dan tokoh Islam, seperti Khalid bin Walid.
“Saya menangis bukan karena takut mati, tetapi karena saya telah memimpin lebih dari 100 perang dan tidak mati syahid di medan perang,” ujarnya, mengutip kisah Khalid bin Walid sebagai motivasi bagi civitas akademika untuk memiliki semangat perjuangan.
KH. Zainul Arifin juga mengajak seluruh civitas akademika untuk berkontribusi dalam membangun kampus, bukan hanya menjadi penonton. “Jangan hanya menunggu, ayo bertindak. Saya sendiri mempraktikkan itu, mengerjakan apa saja yang bisa saya lakukan,” tambahnya.
Acara buka puasa dilakukan dengan konsep lesehan, di mana rektor, dosen, dekan, dan staf duduk bersama dalam suasana yang hangat dan penuh kebersamaan. Konsep ini mendapat respons positif dari para peserta, meskipun ada beberapa saran untuk pengaturan penyajian makanan secara lebih sistematis antara laki-laki dan perempuan.
Secara keseluruhan, acara buka bersama ini berlangsung dengan lancar dan penuh kebersamaan. Diharapkan kegiatan serupa terus menjadi tradisi di UNIRA Malang sebagai wujud solidaritas dan peningkatan spiritualitas di bulan suci Ramadan.