Lebih dari setengah pelajar di Indonesia memiliki pemikiran yang bertolak belakang dari perkembangan mereka sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dari Programme for International Student Assessment atau PISA pada tahun 2018, menunjukkan hasil bahwa pendidikan di Indonesia mengalami keterpurukan literasi baca yang rendah dan dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki pemikiran yang terbatas atau kurang kritis.
Data yang didapatkan oleh PISA dari penelitian tahun 2018 pada 600.000 peserta dari 79 negara yang berbeda, bertujuan untuk membandingkan kualitas pelajar dari masing- masing negara yang berbeda. Studi dilakukan dengan metode sampling berupa tes pada masing-masing peserta. PISA melakukan tes, dan salah satunya dengan memberikan pertanyaan kepada peserta tentang “kecerdasan adalah hal yang tidak dapat kamu ubah”, hasil tersebut menunjukan bahwa sebanyak 66% pelajar berpendapat dan menganggap kecerdasan tidak dapat diubah. Hasil ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pelajar yang turut dalam penelitian tersebut berpemikiran Fixed Mindset. Angka yang sangat memperihatinkan, karena hal tersebut menunjukkan bahwa pelajar Indonesia didominasi oleh pemikiran bahwa mereka tidak dapat berkembang.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan Fixed Mindset itu? Istilah Fixed Mindset atau pemikiran tetap pertama kali dikemukakan oleh Dr. Carol S. Dweck (2006), yakni pemikiran yang mempercayai bahwa kemampuan ditetapkan secara pasti. Fixed Mindset cenderung menilai sesuatu bedasarkan hasil tanpa melihat dan mempertimbangkan proses dan perkembangan. Hal ini menunjukkan dampak, apabila seseorang memiliki mindset tersebut, maka orang tersebut akan cenderung mudah menyerah, mengapa hal berikut berkaitan.? Mindset tersebut menganggap bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang telah ditentukan tanpa bisa berkembang, setiap orang telah ditakdirkan dan memiliki limit tertentu dalam berfikir. Kondisi ini juga akan membuat seseorang menjadi memilih hal yang serba instan, sehingga seringkali menjadikan kegagalan adalah sebuah akhir. Selain itu¸ pemikiran tersebut juga membuat seseorang bermental lemah. Karena seseorang akan takut mengambil keputusan kata ketakutannya pada kegagalan ataupun hasil yang tidak memuaskan.
Mayoritas pelajar di Indonesia mengalami kendala sulit berkembang, hal ini karena mereka memiliki Fixed Mindset. Pemikiran tersebut akan mengekang perkembangan kualitas pelajar karena membuat mereka percaya bahwa kepintaran hanya tertentu untuk sebagian orang. Hal tersebut membuat mereka enggan untuk belajar dan berusaha agar nilai akademis mereka bisa lebih baik. Selain itu, mindset tersebut juga dapat memicu penyimpangan norma pada pelajar, seperti menyontek, bolos sekolah, pemalsuan data ujian, dan lain sebagainya. Sebab, mereka mengangap belajar hanya sia-sia karena tidak akan merubah mereka, dan lebih memilih cara instan.
Maka dari itu diperlukan pemikiran yang tepat agar kualitas pendidikan bangsa lebih baik dan dapat bersaing didunia internasional. Adapun pemikiran tersebut yaitu Growth Mindset. Growth Mindset adalah pemikiran yang percaya bahwa kemampuan seseorang dapat terus berkembang. Growth Mindset bertolak belakang dengan fixed mindset yang hanya mementingkan hasil. Proses tersebutlah yang akan menjadi pembelajaran agar berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Pengembangan pemikiran ini perlu ditumbuhkan pada generasi pelajar, untuk membentuk mentalitas kuat dan pantang menyerah, serta berani mengambil resiko.
Istilah Growth Mindset juga pertama kali dikemukakan oleh Dweck (2006), dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success yang menggambarkan pemikiran yang mempercayai bahwa mereka dapat terus belajar dan berkembang. Pola pikir ini sangat penting karena pola pikir tersebut akan membuat pelajar akan terus berusaha dan belajar karena dia yakin akan terus berkembang. Perkembangan pemikiran pelajar akan membuat siswa pantang menyerah dan berani menghadapi kegagalan. Karena terdapat semboyan yang dikemukakan oleh Dweck (2006), yakni “Kegagalan bukanlah bukti bahwa kamu tidak mampu, melainkan bukti bahwa kamu sedang mencoba sesuatu yang baru.”
Growth Mindset juga berpesan dalam kehidupan profesionalitas untuk meningkatkan kinerja. Karena, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Blackwell, Trzesniewski, dan Dweck (2007), menunjukkan bahwa individu dengan growth mindset cenderung mencapai hasil yang lebih baik dalam berbagai bidang, termasuk akademis dan profesional. Hal ini terjadi karena mereka lebih termotivasi untuk berusaha dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi rintangan.
Tetapi, apakah Growth Mindset benar-benar berpengaruh? Pada tahun 2020, mahasiswa tingkat akhir melakukan penelitian yang dilakukan di SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta. Latif Mudzakkir melakukan pengambilan sampel dengan cara memberikan soal-soal dengan empat alternatif jawaban untuk 35 siswa dari setiap sekolah. Hasil penelitian tersebut membuat ia terkejut, yakni Mindset memberi kontribusi terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pelajar SMA pada kedua sekolah tersebut yaitu sebesar 34,70% dan 52,10%. Angka tersebut sangat signifikan yakni SMAN 58 Jakarta yang dikenal sekolah unggul menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Hasil studi ini memberikan fakta bahwa pola pikir dapat memengaruhi kualitas pendidikan siswa.
Mengembangkan Growth Mindset dikalangan pelajar penting untuk di optimalkan. Growth Mindset merupakan langkah awal untuk mendukung optimalisasi kegiatan belajar dan mendukung agar pelajar dapat berkembang dan termotivasi untuk giat belajar. Adanya optimalisasi Mindset ini akan mendorong intelektual pelajar dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Hal itu sangat penting mengingat Indonesia termasuk dalam tingkat bawah berdasarkan studi yang dilakukan oleh PISA (2018).
Untuk mendukung optimalisasi Growth Mindset, pelajar perlu mengetahui langkah-langkahnya agar mereka dapat menumbuhkannya secara tepat dan terstruktur. Adapun Prudential Indonesia (2024) telah menyebutkan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Percaya pada kemampuan untuk belajar
Membangun keyakinan bahwa pelajar selalu mampu belajar dan berkembang adalah fondasi utama dalam growth mindset. Tujuan memupuk kepercayaan dan keyakinan pada setiap pelajar diindonesia guna menghilangkan presepsi bahwa bakat dan kepintaran adalah takdir yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun bakat dapat di gali dari adanya potensi yang muncul sedari belia, dan kecerdasan kognitif dapat di tingkatkan dengan peluasan wawasan dan pantang menyerah untuk terus mencoba.
2. Hadapi tantangan dengan positif
Tantangan/ujian seringkali dianggap menjadi hambatan, tetapi bagi seseorang dengan growth mindset, tantangan adalah peluang untuk berkembang. Menyelesaikan tantangan memang selalu dipenuhi dengan usaha dan kerja keras, hal inilah akan menumbuhkan pola memecahkan masalah dan mencari solusi terbaik. Akibatnya setiap ada tantangan/ujian yang muncul akan memicu permikiran positif untuk menjadi kesempatan tumbuh dan motivasi untuk melangkah lebih jauh.
3. Belajar dari kritik dan umpan balik
Kritik seringkali dipandang negatif, namun jika diterima dengan sikap terbuka, kritik dapat menjadi alat penting untuk pengembangan diri. Cara memandang kritikan perlu diubah menjadi sebuah nasihat yang bertujuan untuk baik untuk perbaikan diri. Umpan balik memberikan fokus utama pelajar terhadap hal-hal yang bisa diperbaiki, bukan merasa diserang secara pribadi.
4. Fokus pada proses, bukan hanya hasil
Perjalanan menuju tujuan, seringkali seseorang tergoda untuk hanya berfokus pada hasil akhir. Namun, growth mindset menekankan pentingnya menghargai proses dan usaha yang dilakukan. Perjalanan untuk mendatangkan hasil terbaik tentunya tidak mudah dilalui, terdapat proses penuh tantangan, namun dengan menghargainya, pelajar akan tetap termotivasi meski hasil belum tercapai. Fokus pada proses juga membantu mereka belajar lebih mendalam, memahami kesalahan, dan mengembangkan strategi baru untuk masa depan.
5. Berani keluar zona nyaman
Rasa aman seringkali menjadi zona nyaman untuk sebagian pelajar. Kondisi ini apabila terus-menerus akan membatasi perkembangan. Dengan berani keluar dari zona nyaman, pelajar akan membuka diri pada pengalaman dan pengetahuan baru. Tidak terpungkiri bahwa keluar dari zona nyaman adalah tantangan terbesar, karena rasa aman yang sebelumnya dirasa akan semakin luruh dan seringkali menakutkan. Naun dengan pemikiran positif, hal ini akan memjadi peluang besar untuk pengembangan potensi diri.
6. Berlatih ketekunan dan disiplin
Benar bahwa ketekunan dan kedisiplinan menjadi kunci utama dalam sebuah kesuksesan. Begitu juga dengan langkah mengembangkan growth mindset. Kegagalan atau hambatan tidak seharusnya menjadi alasan untuk berhenti, melainkan bagian alami dari perjalanan menuju kesuksesan. Sikap disiplin dan usaha konsisten, pelajar akan belajar untuk tidak mudah menyerah meskipun hasil belum terlihat. Ketekunan juga melatih mereka untuk tetap fokus dan sabar dalam menghadapi proses panjang yang penuh tantangan.
7. Kelilingi diri dengan lingkungan positif
Lingkungan yang mendukung memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir seseorang. Berada dilingkungan yang memiliki kemauan untuk terus belajar dan berkembang, rasanya mengasyikan karena dirasa semakin banyak teman untuk mencapai tujuan yang sama. Berbeda apabila berada di lingkungan yang toksik dan rendahnya apresiasi untuk orang lain, perasaan terkucilkan dan dianggap sok- pintar seringkali akan muncul. Lingkungan yang positif tentunya akan meningkatkan motivasi dan dukungan untuk terus berproses dan menggali potensi untuk mencapai tujuan.
Dengan tumbuhnya Growth Mindset pada pelajar Indonesia akan mendukung dan memperbaiki kualitas pendidikan dan pelajar bangsa. Kualitas pendidikan yang baik merupakan upaya untuk mencerdaskan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia dan tertuang dalam Pembukaan Undang-Udang Dasar 1945. Oleh karena itu, mari sebagai pelajar perlu menanamkan Growth Mindset sebagai usaha untuk memperbaiki diri yang bermula dari pola piker menuju kesuksesan kedepan. Selain itu, juga sebagai bentuk kontribusi kita untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.
DAFTAR RUJUKAN
Dweck, C.S. 2006. Mindset: The New Psychology of Success.Organisation for Economic Co-operation and Development. 2019. PISA 2018 Result (volume1). Dari https://www.oecd.org/en/publications/pisa-results-2022- volume-iii-factsheets_041a90f1-en/indonesia_a7090b49-en.html
Supartono. 2021. 66 Persen Murid Indonesia Fixed Mindset, Apa Sudah Ada Penanganan?,2025(5). Dari https://www.indonesiana.id/read/147054/66- persen murid-indonesia-fixed-mindset-apa-sudah-ada-penanganan
Prudential Indonesia. 2024. Apa Itu Growth Mindset? Simak 7 cara Mengembangkannya. Dari https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa itu-growth-mindset/
:~:text=Cara%20Mengembangkan%20Growth%20Mindset%201%201.%20 Percaya%20pada,7%207.%20Kelilingi%20Diri%20dengan%20Lingkungan %20Positif%20
Mudzakkir, L. 2020. Hubungan Mindset terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pesertalidik SMA pada Konsep Karakteristik Gelombang Mekanik. Repository UIN Jakarta ac.id 2020(3), iv. Dari https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51452/1/Latif%20 Mudzakkir_1113016300007%20%28PT%29.pdf
Penulis : Muhammad Ilham Hartawan